Thursday, December 27, 2012

Luka Bakar



Sekilas Tentang Luka Bakar

 

        Luka bakar merupakan suatu trauma yang cukup sering ditemui dalam kehidupan sehari2 kita, dari yang hanya akibat berjemur terlalu lama (sunburn), terkena percikan minyak goreng, terkena air panas, sampai dengan luka bakar luas akibat kebakaran rumah atau ledakan kompor. Dalam masyarakat awam banyak kebiasaan2 sederhana untuk mengobati luka bakar ringan, seperti mengoleskan odol, kecap dan cairan2 lainnya. Mungkin hal2 tersebut dilakukan dengan asumsi seperti odol akan “mendinginkan” kulit yg kepanasan dsb, perlu diketahui bahwa sebenarnya penanganan luka bakar tidaklah sesederhana itu. Disini akan dibahas tentang luka bakar secara sederhana.

          Luka bakar merupakan kerusakan kulit dan jaringan lainnya akibat panas (kerusakan akibat listrik dan bahan kimia juga dimasukkan dalam golongan luka bakar). Kulit sebagai jaringan terluar dan terluas di tubuh manusia mempunyai fungsi sebagai pelindung dari ancaman dunia luar (kuman dll) dan beberapa fungsi lainnya yg lebih kompleks seperti membantu tubuh dalam pengaturan keseimbangan cairan dan suhu tubuh, pembentukan vitamin D, dan masih banyak lagi.
       Selain terganggunya fungsi2 tersebut, kerusakan tiap jaringan (termasuk kulit) akan menyebabkan peradangan yang akan menambah keparahan luka bakar. Peradangan akan menyebabkan bengkak (edema) akibat perpindahan cairan dalam pembuluh darah ke ruang2 antara sel disekitarnya. Semakin luas luka bakar maka akan semakin banyak cairan yg berpindah dan akibatnya isi pembuluh darah semakin sedikit dan dapat menyebabkan syok. Selain dari luas permukaan tubuh, keparahan luka bakar juga dipengaruhi oleh hal2 dibawah ini:
  1.  Dalamnya kulit yang rusak, semakin dalam maka semakin lama sembuhnya. Karena semakin banyak jaringan kulit yang rusak. Luka bakar akibat berjemur adalah bentuk yang paling ringan, karena kerusakan yang terjadi sangatlah tipis dan tidak membutuhkan perawatan luka seperti luka bakar pada umumnya.
  2.  Umur penderita, semakin muda atau tua maka semakin tidak optimal kondisi tubuhnya dalam menghadapi beban trauma luka bakarnya. Organ2 tubuh banyak yg masih belum matang atau justru sudah terlalu tua.
  3. Bila mempunyai kelainan penyakit lain diluar luka bakarnya, seperti kencing manis, darah tinggi, dan lain2. Tidak jarang luka bakar juga diikuti oleh trauma lainnya, seperti patah tulang, perdarahan, dan lain2. Hal2 tersebut menyebabkan penurunan fungsi organ2 dan tambahan beban trauma.
  4. Apabila disertai peradangan jalan nafas (saluran pernafasan dari mulut-hidung sampai dengan paru2) akibat panas atau asap.
  5.  Penyebab luka bakarnya, karena luka akibat listrik dan kimia mempunyai mekanisme kerusakan jaringan yang berbeda dengan panas api atau air panas, sehingga penanganannya berbeda dan perlu perhatian khusus.
  6. Lokasi luka bakar ditubuh; wajah, tangan dan kaki (telapak), persendian dan kelamin. Walaupun kecil lokasi luka bakar ternyata mempunyai efek yang signifikan bila tidak ditangani secara benar, karena jaringan parut saat luka tersebut sembuh dapat mengganggu fungsi atau penampilan bila hasilnya jelek.
          Jadi dalam luka bakar ada batasan2 kapan harus dirawat dirumah sakit, kapan cukup rawat jalan ke dokter atau kapan cukup dirawat sendiri dirumah. Batasan yang paling sederhana adalah ketika luas luka bakarnya sudah cukup luas (minimal 10% luas permukaan tubuh anak2 atau 15% dewasa) atau terdapat kondisi2 khusus seperti diatas, maka sudah seharusnya penderita ditangani dirumah sakit. Cara menghitung luas luka bakar dapat dilakukan secara sederhana menggunakan telapak tangan panderita sebagai ukuran 1% (Rule of palm). Untuk luka bakar yang sederhana (ringan) dapat kita tangani sendiri dengan cara;
  1. Singkirkan sumber panas yg masih menempel di penderita, misalnya baju yg masih terbakar atau basah karena air panas.
  2. Lepas perhiasan disekitar luka bakar, karena jeratan perhiasan akan memperburuk keadaan bengkak.
  3.  Dapat dikurangi efek panas dengan diberi air mengalir pada kulit yang terbakar. Jangan diberi air dingin atau es, karena efek dingin pada kulit juga dapat merusak.
  4. Dapat diberikan obat anti nyeri (analgesik) seperti parasetamol atau asam mefenamat, untuk mengurangi nyeri yg terjadi.
  5. Luka dibersihkan dengan cairan steril, seperti NaCL 0,9% cairan fisiologis (infus) dan kemudian luka dilapisi tulle (kassa steril berparafin). Sebelum ditutup kasa steril dapat diolesi salep silversulfadiazine.
  6. Luka yang sudah terbungkus kemudian dapat dibuka dan dirawat kembali setiap 3-5 hari.
Harus disadari bahwa luka bakar kecil sering tampak tidak berbahaya dan cenderung diabaikan, tetapi lokasi luka dan cara merawatnya apabila salah dapat menimbulkan masalah yg lebih serius. Semoga sekilas tentang luka bakar ini dapat memberikan informasi yg bermanfaat.

Beta Subakti N, dr.

Thursday, December 20, 2012

KUNJUNGAN RS BUNDANG UNIVERSITAS NASIONAL SEOUL KOREA SELATAN

Annyonghasseo,
Pada Bulan Oktober 2012 RSU Dr. Soetomo dikunjungi sejawat tim medis dari Korea selatan, tepatnya RS Bundang Universitas Nasional Seoul (분당 서울대병원). Kunjungan ini merupakan yg pertama kali dan diharapkan menjadi awal yg baik. Acara pembukaan berupa penandatangan MOU di hotel Shangrilla antara Direktur RSU Dr. Sutomo, Direktur RS Bundang dan Pemprov Jatim, disaksikan oleh semua perwakilan dari ketiga pihak. Disajikan juga beberapa makanan khas korea selatan  seperti kimchi pada jamuan makan siang.

Universitas Nasional Seoul memiliki 3 rumah sakit pendidikan dan RS Bundang merupakan yg paling baru (Th 2003) diantara ketiganya. Selain itu RS ini juga dinobatkan sebagai rumah sakit dengan sistem informasi terbaik di Korsel, bahkan salah satu di dunia (contoh aplikasinya dapat dilihat di google play atau app store).
Awal perkenalan ini dipadati oleh acara operasi bakti sosial dan pertemuan antar departemen2 yg ada. Operasi dilakukan di 3 departemen; Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Bedah Anak dan Orthopedi. Di Bedah Plastik, kami kedatangan Prof. Baek Rong Min, dr. Kim Baek Kyu, dr. Chang sik pak dan dr. Kim Soo Jin. Dilakukan 10 operasi rekonstruksi kelainan kongenital anak dan rekonstruksi kontraktur pasca luka bakar. Prof. Baek sendiri merupakan wakil direktur di RS Bundang dan seorang ahli kraniofasial terkemuka. Beliau sudah sering melakukan program bakti sosial bibir sumbing ke negara2 disekitar Korsel, yaitu Vietnam, China, bahkan Korea utara. Banyak ilmu dan pengalaman yg dapat kami saling tukar sepanjang  acara ini dan bahasa ternyata tidak menjadi penghalang yg berarti.

Banyak harapan kedepannya,  masih banyak bentuk kerjasama yang diharapkan dapat dilakukan untuk kemajuan bersama. Semoga tahun2 berikutnya dapat lebih baik lagi dan lebih banyak penderita yg dapat menikmati keuntungan dari kerjasama ini,


Gamssahamnida.
Beta Subakti N., dr.

Monday, November 26, 2012

Sekilas Tentang Bibir Sumbing



Negara ini sangatlah luas dan kaya, tetapi masih banyak terdapat kasus2 kelainan bawaan yang tidak  tertangani secara baik. Mungkin ini diakibatkan oleh kemiskinan, tingkat pendidikan, tidak tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai atau kekurangtahuan kita (lingkungan disekitar penderita) tentang kelainan2 ini. Tidak semua kelainan bawaan disertai dengan gangguan intelegensia dan banyak yang dapat berfungsi secara optimal dimasyarakat bila ditangani secara benar. Kali ini akan coba kami paparkan sedikit penjelasan tentang kelainan bibir sumbing dan celah langit2 yang cukup banyak didapatkan di negara kita ini (1-6 per 1000 kelahiran).

Bibir sumbing dan celah langit2 merupakan kelainan sejak lahir (kongenital) akibat gangguan saat pertumbuhan janin atau kelainan genetik/ bawaan. Gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor pengaruh luar saat kehamilan (embriogenesis) seperti nutrisi, radiasi, toksin, obat, infeksi, dan, sedangkan kelainan genetik bawaan menyebabkan gangguan pertumbuhan sejak awal sebelum proses embriogenesis.

Derajat keparahan kelainan ini mulai dari celah bibir sederhana yang sulit diperhatikan sampai dengan kompleks yang dapat disertai celah langit2 dan kelainan bawaan lainnya (sindroma). 



 
Perlu diketahui bahwa penanganan kelainan ini apabila benar akan dapat meningkatkan kualitas hidup dan masa depan sang anak (dipengaruhi juga oleh derajat keparahan). Kelainan bibir sumbing dan langit2 akan menyebabkan gangguan psikososial pada orangtua dan keluarga penderita, dan sang anak pada waktu sudah dapat memahami penampilannya. Hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas hidup anak, karena kebanyakan anak2 ini memiliki kecerdasan normal dan seharusnya mempunyai potensi fungsi optimal di dalam masyarakat.

Pada celah langit2 akan disertai kesulitan minum dan makan karena sering keluar lewat celah langit2 dan hidung (regurgitasi), suara sengau akibat tidak dapat terjadinya kondisi vakum pada rongga mulut dan adanya  gangguan pertumbuhan otot2 bicara. Ada kemungkinan juga didapatkan gangguan kelainan telinga pada anak2 ini akibat infeksi berulang pada telinga tengah.  

Penanganan kelainan ini pada prinsipnya adalah melibatkan beragam pihak (bedah plastik, ahli terapi bicara, dr gigi ahli orthodonsia, pekerja sosial, dr THT) dan berkesinambungan dari saat lahir sampai dengan anak tumbuh dewasa.



 
Tahapan penanganan kelainan bibir sumbing yg disertai celah langit2:
Tahap pertama: Edukasi cara memberi minum dan penjelasan tahapan penanganan. Dapat digunakan sendok atau botol susu berujung sendok untuk memudahkan minum susu penderita. Pemberian nutrisi (susu) yang cukup menjadi penting untuk persiapan operasi pada tahapan2 selanjutnya.
Tahap Kedua: Umur 3 bulan minimal, Operasi bibir sumbing dan hidung.
Tahap ketiga: Umur 10 bulan minimal, Operasi celah langit2. Tahapan ini menjadi penting sebagai dasar latihan bicara yang baik, karena apabila tahapan ini terlambat maka akan mempersulit penanganan suara sengaunya (semakin dewasa semakin sulit perbaikannya).
Tahap keempat: Terapi bicara pasca operasi celah langit2.
Tahap kelima: Evaluasi operasi langit2, otot2 tenggorokan dan hasil terapi bicara.
Tahap keenam: 6-7 tahun. Penanganan gigi geligi dan celah gusi oleh dr gigi orthodonsia
Tahap ketujuh: 8 tahun. Penutupan celah gusi (menggunakan sedikit tulang penderita)
Tahap kedelapan: Evaluasi tulang wajah kalau perlu dilakukan operasi perbaikan minimal pada umur 17 tahun.


Banyak terdapat yayasan lokal dan internasional yang menawarkan bantuan pembiayaan operasi bibir sumbing dan celah langit2, bahkan banyak yang melaksanakan kegiatan bakti sosial operasi bibir sumbing secara rutin di daerah2 tertentu.  

Diharapkan dengan informasi ini dapat membantu pemahaman tentang kelainan ini dan dapat memberikan kesempatan masa depan yang cerah bagi anak2 yang kurang beruntung ini.



Beta Subakti Nata'atmadja, dr., SpBP-RE
Departemen/SMF Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik
FK Unair - RSUD Dr. Soetomo
Jl. Prof. Dr. Moestopo 6-8 Surabaya
Telp. 031-5020091; Fax. 031-5046391
E-mail : bedahplastiksurabaya@gmail.com