Sekilas Tentang Luka Bakar
Luka bakar merupakan suatu trauma
yang cukup sering ditemui dalam kehidupan sehari2 kita, dari yang hanya akibat berjemur terlalu lama (sunburn), terkena
percikan minyak goreng, terkena air panas, sampai dengan luka bakar luas akibat kebakaran rumah atau ledakan kompor. Dalam masyarakat awam banyak
kebiasaan2 sederhana untuk mengobati luka bakar ringan, seperti mengoleskan
odol, kecap dan cairan2 lainnya. Mungkin hal2 tersebut dilakukan dengan
asumsi seperti odol akan “mendinginkan” kulit yg kepanasan dsb, perlu diketahui bahwa
sebenarnya penanganan luka bakar tidaklah sesederhana itu. Disini akan dibahas
tentang luka bakar secara sederhana.
Luka bakar merupakan kerusakan
kulit dan jaringan lainnya akibat panas (kerusakan akibat listrik dan bahan
kimia juga dimasukkan dalam golongan luka bakar). Kulit sebagai jaringan terluar dan
terluas di tubuh manusia mempunyai fungsi sebagai pelindung dari ancaman dunia luar (kuman dll) dan beberapa
fungsi lainnya yg lebih kompleks seperti membantu tubuh dalam pengaturan keseimbangan
cairan dan suhu tubuh, pembentukan vitamin D, dan masih banyak
lagi.
Selain terganggunya fungsi2
tersebut, kerusakan tiap jaringan (termasuk kulit) akan menyebabkan peradangan yang akan menambah
keparahan luka bakar. Peradangan akan menyebabkan bengkak (edema) akibat perpindahan
cairan dalam pembuluh darah ke ruang2 antara sel disekitarnya. Semakin luas
luka bakar maka akan semakin banyak cairan yg berpindah dan akibatnya isi pembuluh
darah semakin sedikit dan dapat menyebabkan syok. Selain dari luas
permukaan tubuh, keparahan luka bakar juga dipengaruhi oleh hal2 dibawah ini:
- Dalamnya kulit yang rusak, semakin dalam maka semakin lama sembuhnya. Karena semakin banyak jaringan kulit yang rusak. Luka bakar akibat berjemur adalah bentuk yang paling ringan, karena kerusakan yang terjadi sangatlah tipis dan tidak membutuhkan perawatan luka seperti luka bakar pada umumnya.
- Umur penderita, semakin muda atau tua maka semakin tidak optimal kondisi tubuhnya dalam menghadapi beban trauma luka bakarnya. Organ2 tubuh banyak yg masih belum matang atau justru sudah terlalu tua.
- Bila mempunyai kelainan penyakit lain diluar luka bakarnya, seperti kencing manis, darah tinggi, dan lain2. Tidak jarang luka bakar juga diikuti oleh trauma lainnya, seperti patah tulang, perdarahan, dan lain2. Hal2 tersebut menyebabkan penurunan fungsi organ2 dan tambahan beban trauma.
- Apabila disertai peradangan jalan nafas (saluran pernafasan dari mulut-hidung sampai dengan paru2) akibat panas atau asap.
- Penyebab luka bakarnya, karena luka akibat listrik dan kimia mempunyai mekanisme kerusakan jaringan yang berbeda dengan panas api atau air panas, sehingga penanganannya berbeda dan perlu perhatian khusus.
- Lokasi luka bakar ditubuh; wajah, tangan dan kaki (telapak), persendian dan kelamin. Walaupun kecil lokasi luka bakar ternyata mempunyai efek yang signifikan bila tidak ditangani secara benar, karena jaringan parut saat luka tersebut sembuh dapat mengganggu fungsi atau penampilan bila hasilnya jelek.
Jadi dalam luka bakar ada
batasan2 kapan harus dirawat dirumah sakit, kapan cukup rawat jalan ke dokter
atau kapan cukup dirawat sendiri dirumah. Batasan yang paling sederhana adalah
ketika luas luka bakarnya sudah cukup luas (minimal 10% luas permukaan tubuh
anak2 atau 15% dewasa) atau terdapat kondisi2 khusus seperti diatas, maka
sudah seharusnya penderita ditangani dirumah sakit. Cara menghitung luas luka
bakar dapat dilakukan secara sederhana menggunakan telapak tangan panderita sebagai ukuran
1% (Rule of palm). Untuk luka bakar
yang sederhana (ringan) dapat kita tangani sendiri dengan cara;
- Singkirkan sumber panas yg masih menempel di penderita, misalnya baju yg masih terbakar atau basah karena air panas.
- Lepas perhiasan disekitar luka bakar, karena jeratan perhiasan akan memperburuk keadaan bengkak.
- Dapat dikurangi efek panas dengan diberi air mengalir pada kulit yang terbakar. Jangan diberi air dingin atau es, karena efek dingin pada kulit juga dapat merusak.
- Dapat diberikan obat anti nyeri (analgesik) seperti parasetamol atau asam mefenamat, untuk mengurangi nyeri yg terjadi.
- Luka dibersihkan dengan cairan steril, seperti NaCL 0,9% cairan fisiologis (infus) dan kemudian luka dilapisi tulle (kassa steril berparafin). Sebelum ditutup kasa steril dapat diolesi salep silversulfadiazine.
- Luka yang sudah terbungkus kemudian dapat dibuka dan dirawat kembali setiap 3-5 hari.
Harus disadari bahwa luka bakar
kecil sering tampak tidak berbahaya dan cenderung diabaikan, tetapi lokasi luka
dan cara merawatnya apabila salah dapat menimbulkan masalah yg lebih serius. Semoga sekilas tentang luka bakar ini dapat memberikan informasi yg bermanfaat.
Beta Subakti N, dr.